Wednesday, April 19, 2017

Kisah inspiratif Thomas Alva Edison Sang Penemu Lampu Pijar


TAU - Thomas Alva Edison (lahir 11 Februari 1847 – meninggal 18 Oktober 1931 pada umur 84 tahun) adalah penemu dan pengusaha yang mengembangkan banyak peralatan penting. Si Penyihir Menlo Park ini merupakan salah seorang penemu pertama yang menerapkan prinsip produksi massal pada proses penemuan.

Thomas Alfa Edison adalah salah satu ilmuwan paling masyhur di dunia. Hasil-hasil temuannya mencatatnya sebagai salah satu dari 100 orang paling berpengaruh di dunia. Thomas pun seorang pengusaha yang sukses. Kesuksesan Thomas Alfa Edison tidak lepas dari dedikasi Nancy Matthews Edison, seorang ibu luar biasa yang berhasil mendidik dan mengembangkan minat Thomas.

"Aku tidak gagal. Aku hanya menemukan 10.000 cara yang tidak bekerja".
Tidak ada yang menyangka bahwa ilmuwan sekaliber Thomas Alfa disebut sebagai anak idiot atau bodoh ketika masih duduk di bangku sekolah dasar. Ia tidak benar-benar bodoh, tetapi Thomas tidak bisa mengikuti pelajaran di sekolah karena ia merasa bosan dengan cara belajar di sekolah.
Thomas terbiasa belajar dengan banyak bertanya kepada ibunya. Saat di sekolah, ia hanya diminta duduk manis dan memperhatikan gurunya menjelaskan, kemudian menghafal segala sesuatu yang dijelaskan oleh gurunya dan hal tersebut sama sekali tidak menarik minatnya. Ia pun sering melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang terlintas dalam benaknya dan dinilai tidak masuk akal oleh gurunya, seperti “Kenapa ayam berbulu dan manusia tidak berbulu?“, “Kenapa bulu manusia berbeda dengan bulu ayam?“, “Bagaimana bulu ayam bisa menempel di tubuhnya?
"Jika kita melakukan segala sesuatu yang kita sanggup lakukan, kita benar - benar akan mengejutkan diri kita sendiri".
Thomas sempat berpikir bahwa dirinya benar-benar bodoh karena diperlakukan sebagai anak bodoh di sekolah. Namun, sang ibu terus membangun rasa percaya dirinya. Sang ibu pun mengeluarkan Thomas dari sekolah. Thomas hanya bersekolah di sekolah formal selama 3 bulan. Di bawah bimbingan sang ibu, Thomas belajar materi-materi dasar sekolah, seperti membaca, menulis, dan berhitung. Sang ibu memperkenalkan ilmu pengetahuan alam, sejarah, dan sastra kepada Thomas melalui buku-buku. Karena minat Thomas yang tinggi pada percobaan, Nancy pun membuatkan laboratorium kecil-kecilan di rumah untuk Thomas.
Cara mengajar Nancy (sang ibu) yang menarik meningkatkan semangat Thomas dalam menimba ilmu. Karakter yang dibangun oleh Nancy pada Thomas menjadikan anak terakhirnya ini lebih dewasa dibandingkan anak-anak seusianya. Rahasia kesuksesan Nancy dalam mendidik Thomas Alfa Edison adalah ia mendedikasikan seluruh waktunya bagi pendidikan Thomas. Ia juga tidak memaksakan kehendak, tetapi berusaha mengembangkan pengalaman dan mencari berbagai cara yang menarik untuk menggugah rasa ingin tahu dan keinginan Thomas agar dapat belajar mandiri.
Ketika berusia 12 tahun, Thomas memutuskan untuk bekerja. Ia berjualan Koran di sebuah jalur kereta api di sepanjang rute dari Pot Huron ke Detroit. Pada tahun 1861, terjadi perang saudara antara negara-negara bagian utara dan selatan. Topik ini menjadi perhatian banyak orang. Thomas melihat peluang ini, ia pun membeli sebuah alat cetak tua dan mencetak korannya sendiri, Weekly Herald, saat berusia 15 tahun.
"Kejeniusan adalah satu persen dari inspirasi, dan sembilan puluh sembilan persen dari perspirasi".
Thomas memiliki pendengaran yang kurang baik bukan  karena ia benar-benar tuli, melainkan ia mengalami gangguan pendengaran. Ada yang menyebutkan bahwa kehilangan pendengaran ini akibat penyakit dan ada pula yang mengatakan karena kecelakaan (petugas stasiun memukul Thomas karena terjadi kebakaran di kereta akibat laboratoriumnya). Namun, Thomas tidak mengeluhkan hal itu atau menjadikannya kekurangan. Ia menganggap itu sebagai sebuah keuntungan sebab ia jadi memiliki waktu lebih banyak untuk berpikir dibandingkan mendengarkan pembicaraan kosong.
"Banyak sekali kegagalan dalam hidup adalah mereka yang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan ketika mereka menyerah".
Thomas mendaftarkan hak paten pertamanya untuk alat electric vote recorder, tetapi tidak ada orang yang membelinya. Akhirnya, Thomas pun memutuskan untuk membuat alat yang menarik minat orang untuk membelinya. Ia beralih ke peralatan komersil. Thomas berhasil melakukan pengembangan stock ticker dan menjualnya kepada sebuah perusahaan seharga $40.000. Dengan uang ini, ia membangun sebuah laboratoriun dan perusahaan di Menlo Park, New Jersey.
"Kelemahan terbesar terletak pada keputus asaan. Cara yang paling pasti untuk sukses adalah selalu mencobanya satu kali lagi".
Pada tahun 1877, Thomas mencurahkan tenaga, waktu, dan uangnya untuk percobaan membuat lampu pijar. Persoalannya adalah ia harus bisa menemukan bahan yang bisa berpijar, tetapi tidak terbakar ketika dialiri arus listrik. Thomas telah melakukan percobaan dengan 6.000 bahan berbeda. Akhirnya, pada 21 Oktober 1879, terciptalah lampu listrik pertama yang dapat menyala selama 40 jam. Pada tahun 1890, ia mendirikan perusahaan General Electric.
Mengenai pecobaannya ini, Edison pernah memprotes surat kabar yang menuliskan berita utama berjudul “Setelah 9.955 Kali Gagal Menemukan Bola Lampu Pijar, Edison Akhirnya Berhasil Menemukan Lampu yang Menyala.” Thomas pun meminta judulnya diubah menjadi “Setelah 9.955 Kali Berhasil Menemukan Lampu yang Gagal Menyala, Edison Akhirnya Berhasil Menemukan Lampu yang Menyala.”
"Untuk berhasil menemukannya, anda perlu imajinasi yang baik serta setumpuk sampah (ide gila)".
Pesan dari Thomas Alfa Edison adalah betapa banyak orang yang menyerah, padahal hanya perlu beberapa langkah lagi untuk sampai pada keberhasilan.
Dan, satu kalimat bijak dari beliau yang selalu menjadi penyemangatnya, “Saya pasti akan sukses karena telah kehabisan percobaan yang gagal.”
"Hanya karena sesuatu tidak berjalan sesuai dengan yang anda recanakan, tidak berarti bahwa hal tersebut sia-sia".
Edison dipandang sebagai salah seorang pencipta paling produktif pada masanya, memegang rekor 1.093 paten atas namanya. Ia juga banyak membantu dalam bidang pertahanan pemerintahan Amerika Serikat. 
Beberapa penelitiannya antara lain: mendeteksi pesawat terbang, menghancurkan periskop dengan senjata mesin, mendeteksi kapal selam, menghentikan torpedo dengan jaring, menaikkan kekuatan torpedo, kapal kamuflase, dan masih banyak lagi.
Ia meninggal pada usianya yang ke-84, pada hari ulang tahun penemuannya yang terkenal, bola lampu modern.

Nah, itu tadi informasi kisah inspiratif dari Thomas Alva Edison, Sang penemu Lampu pijar, gimana? penuh inspirasi dan juga cerita menarik kan di dalamnya? Semoga kita dapat mengambil hal positif dari kisah tersebut dan menanamkan itu ke diri kita agar kita menjadi lebih baik kedepanya. Baiklah, semoga artikel kali ini dapat bermanfaat bagi anda semuah, Terimakasih.

0 komentar:

Post a Comment